Qatar– Aksi cemerlang Valentino Rossi di Sirkuit Losail Qatar pada Senin, 8 April 2013 dini hari WIB lalu membuktikan drama klasik itu masih ada. Sang aktor laga sudah kembali beraksi di pembuka lakon Moto GP musim 2013 dengan penampilan yang membuat mata tak berkedip. Apalagi, saat memasuki tiga putaran terakhir lomba adu cepat motor paling bergengsi sedunia itu.
Memasuki usia 34 tahun, Rossi masih bisa menunjukkan kualitasnya belum tergerus usia. Meski pernah dalam dua musim berada di antah berantah.Ketidakcocokan dengan tim Ducati di musim 2011-2012 langsung terjawab setelah Rossi justru langsung memukau begitu kembali mengusung bendera Yamaha.
The Doctor itu membuktikan dirinya masih ada
Bukti itu juga tak langsung diberikan Rossi sejak awal. Tidak ada yang menjanjikan dari penampilannya di sesi latihan bebas ataupun kualifikasi. Pembalap Italia itu bahkan harus mengawali balap dari posisi tiga ke posisi tujuh. Tapi begitu motor tidak lagi jadi kendala, Rossi pun langsung bisa melesat ke barisan depan dengan drama yang mencengangkan.
The Doctor sukses finis di urutan kedua dan langsung naik podium — kejadian langka saat dirinya masih di Ducati. Dulu, karena masalah motor, ia tidak pernah pernah juara di satu seri pun. Cahaya Rossi seakan telah sirna dan semakin menghilang setelah setiap seri lebih sering dihiasi kepiawaian dan kestabilan Jorge Lorenzo atau pun Casey Stoner yang melesat jauh di posisi terdepan sepanjang balap.
Dan Rossi tak butuh waktu lebih lama lagi untuk memperlihatkan gaya membalap klasiknya yang flamboyan. Meski sempat tertinggal di barisan belakang, ia mampu melewati hadangan di depannya satu per satu. Bahkan, The Doctor langsung bisa bersaing dengan pembalap debutan dari tim Honda, Marc Marquez. Keduanya mempertontonkan betapa menggairahkan persaingan di musim 2013 ini.
Keduanya melesat ke depan meski tak langsung mengawali balap dengan posisi yang enak. Rossi dan Marquez mencoba memperbaiki urutan. Marquez mengawali lebih dulu setelah aman berada di dekat rekan satu timnya, Dani Pedrosa. Sampai akhirnya Marquez merebut posisi Pedrosa saat melalui trek lurus memasuki putaran 16.
Namun bukan aktor utama namanya jika tidak membuat sensasi. Rossi yang sempat tertinggal jauh dari tiga pembalap yang memperebutkan posisi kedua – Pedrosa, Marquez, dan Cal Crutchlow — justru mendekat saat perlombaan menyisakan enam putaran.
Aksi laga Rossi pun dimulai sesaat setelah mengambil ancang-ancang di lintasan lurus, untuk mendahului Crutchlow di tikungan kedua. Lalu Dani Pedrosa menjadi lawan selanjutnya yang bisa ditaklukkan dengan mudah. Aksi semakin menuju klimaks setelah Rossi dan Marquez berduel hingga penghujung balap.
Pada dua putaran yang tersisa Rossi langsung tancap gas untuk bisa mendekat pada rekan satu timnya, Jorge Lorenzo, yang memang sejak awal balapan sudah melenggang sendirian di posisi terdepan. “Saya sangat senang karena inilah target saya agar finish di podium di balapan pertama. Pada akhirnya saya melakukan pertarungan yang bagus dengan tiga pembalap di depan, khususnya dengan Marc Marquez,” kata Rossi seusai balap.
Aksi berani saling menyalip yang kerap dipertontonkan Rossi di masa-masa kejayaan sejak beraksi di Moto GP pada tahun 2002 muncul kembali. Dan serunya, sang aktor utama ini langsung bersaing dengan pendatang baru, Marquez. Pembalap berusia 19 tahun menunjukkan perlawanan sengit saat kembali menyalip Rossi di lap ke-19 setelah posisinya sempat direbut di putaran sebelumnya.
Balasan untuk untuk merebut kembali posisi kedua yang dipertontonkan Rossi langsung membawa penikmat Moto GP kembali pada suasana masa lalu. Kita seperti diajak melihat aksi Rossi saat menjadi pelanggan podium dan mengukuhkan gelar juara dunia sampai enam kali.
Gairah yang sama pernah datang dari mendiang Marco Simoncelli — kawan karib Rossi — di tahun 2011. Ketidaksempurnaan sang maestro seakan sempat ditutupi oleh aksi gila Simoncelli yang berani memanfaatkan celah sekecil apa pun untuk mendahului pesaing. Aksi Simoncelli tak bisa bertahan lama setelah takdir menentukan jalan lainnya untuknya. Selepas perayaan podium pertamanya di Australia, Simoncelli melakoni balap terakhirnya di Sirkuit Sepang Malaysia pada Oktober 2011. Kecelakaan maut di tikungan 11 merenggut nyawanya.
Tentu tidak ada yang menginginkan kejadian serupa bakal muncul lagi dari aksi-aksi berani yang mungkin saja akan datang dari Rossi atau Marquez atau siapa pun di musim ini dan musim-musim selanjutnya. Yang jelas, drama di arena balap motor paling bergengsi itu sudah dimainkan kembali.
Kali ini, Valentino Rossi kembali datang sebagai aktor utamanya.
Drama yang dibuka di Sirkuit Losail ini sudah seharusnya semakin dinantikan kelanjutannya di 17 seri yang akan berjalan di sepanjang tahun 2013. Dengan episode pembuka yang menggebrak, para fans pembalap bernomor 46 ini tentu tak sabar menyaksikan episode-episode selanjutnya.